KA Argo Dwipangga: Kelas Eksekutif Berkualitas
Argo Dwipangga adalah salah satu pilihan terbaik untuk perjalanan kelas eksekutif antara Solo dan Jakarta. Kereta ekspres kelas tertinggi di Daerah Operasional VI Yogyakarta ini menghubungkan kedua kota utama tersebut dengan kenyamanan dan gaya. Dengan tujuh hingga delapan gerbong penumpang eksekutif, Argo Dwipangga mampu mengangkut hingga 400 penumpang per perjalanan, menjadikannya salah satu pilihan utama untuk perjalanan yang nyaman.
Daftar isi Tulisan
Kenalan dengan Kereta Api Argo Dwipangga
My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku
Perjalanan Singkat yang Efisien
Dengan jarak sekitar 517 kilometer, perjalanan dari Solo ke Jakarta dengan KA Argo Dwipangga adalah salah satu perjalanan kereta api paling populer di Indonesia. Dengan kecepatan rata-rata antara 70 hingga 120 kilometer per jam, kereta ini mampu menyelesaikan perjalanan dalam waktu sekitar 8,5 jam.
Dalam sehari, KA Argo Dwipangga melayani dua perjalanan, satu pada pagi hari dari Stasiun Jakarta Gambir pukul 09:00, dan satu lagi pada malam hari dari Stasiun Solo Balapan pukul 20:00. Selama perjalanan, kereta akan singgah di beberapa kota seperti Cirebon, Purwakarta, Klaten, dan Yogyakarta.
Tarif yang Beragam
Tarif tiket KA Argo Dwipangga bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Harga tiket berkisar antara Rp285.000 hingga Rp380.000 per orang. Faktor-faktor yang memengaruhi harga tiket meliputi tempat duduk yang dipilih, subkelas kereta, waktu pemesanan, dan waktu keberangkatan.
Untuk stasiun persinggahan dengan jarak lebih dekat seperti Solo – Klaten, Solo – Yogyakarta, Solo – Purwakarta, dan sebaliknya, tarif tiket berkisar antara Rp215.000 hingga Rp285.000 per orang. Dengan berbagai pilihan harga, Argo Dwipangga memiliki fleksibilitas yang memungkinkan penumpang memilih sesuai dengan anggaran dan preferensi mereka.
Kenyamanan yang Tak Tertandingi
Salah satu keunggulan utama KA Argo Dwipangga adalah fasilitas yang luar biasa. Kereta ini memiliki gerbong penumpang dengan kapasitas 50 bangku per gerbong, yang disusun dalam format 2-2, artinya dua bangku di sebelah kiri dan dua bangku di sebelah kanan per baris.
Bangku penumpang ini dilengkapi dengan lapisan kulit yang nyaman dan dapat diputar, serta memiliki pijakan kaki dan sandaran punggung yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Setiap bangku penumpang dilengkapi dengan bantal, selimut, bagasi, lampu baca, stopkontak, dan meja lipat. Jadi, penumpang dapat dengan mudah membuat diri mereka nyaman selama perjalanan.
Fasilitas Lengkap
Seluruh gerbong penumpang dilengkapi dengan fasilitas AC yang menjaga suhu di dalam kereta selalu nyaman. Anda juga akan menemukan TV LCD di setiap gerbong untuk menghibur diri selama perjalanan.
Tidak perlu khawatir tentang keperluan pribadi, karena ada toilet yang bersih dan terawat di setiap gerbong. Selama perjalanan, penumpang dapat memesan makanan dan minuman dari kereta, sehingga Anda tidak perlu khawatir kehabisan stok selama perjalanan yang panjang.
Tipe dan Fasilitas Kelas Kereta Argo Dwipangga
KA Argo Dwipangga menawarkan dua tipe kelas yang berbeda, yaitu kelas eksekutif dan luxury. Baik kelas eksekutif maupun luxury sudah dilengkapi dengan AC, toilet, alat pemadam kebakaran, dan rem darurat.
Kelas Eksekutif
Kelas eksekutif Argo Dwipangga memiliki 50 tempat duduk dengan format 2-2. Tempat duduknya dapat diputar hingga 180 derajat, memberikan fleksibilitas yang luar biasa untuk kenyamanan Anda. Tempat duduk ini juga dilengkapi dengan bantal, selimut, dan sandaran tangan.
Anda dapat dengan mudah menyesuaikan posisi duduk Anda, dan setiap bangku dilengkapi dengan meja lipat, lampu baca, dan stopkontak. Bagasi tersedia untuk menyimpan barang bawaan Anda. Harga tiket kelas eksekutif dimulai dari Rp. 255.000.
Kelas Luxury (Sleeper Train)
Kelas luxury Argo Dwipangga adalah kelas terbaru yang menawarkan pengalaman mewah dalam perjalanan kereta. Dengan kapasitas hanya 26 penumpang, kelas ini menawarkan fasilitas yang mirip dengan pesawat.
Tempat duduk dapat diputar hingga 180 derajat, dilengkapi dengan foldable food tray, selimut, bantal, handuk, lampu baca, hingga minibar. Dengan harga tiket dimulai dari Rp. 350.000, Anda bisa merasakan kemewahan dalam perjalanan Anda.
[ Baca Juga: Kereta Sleeper Luxury Indonesia: Kenyamanan dalam Perjalanan ]
Jadwal Perjalanan
Berikut adalah jadwal perjalanan KA Argo Dwipangga untuk rute Solo – Jakarta dan sebaliknya:
Dari Solo ke Jakarta
- Stasiun Solo Balapan: Keberangkatan pukul 20:00
- Stasiun Klaten: Kedatangan pukul 20:25, Keberangkatan pukul 20:27
- Stasiun Yogyakarta: Kedatangan pukul 20:52, Keberangkatan pukul 20:57
- Stasiun Kutoarjo: Kedatangan pukul 21:49, Keberangkatan pukul 21:55
- Stasiun Purwokerto: Kedatangan pukul 23:28, Keberangkatan pukul 23:40
- Stasiun Cirebon: Kedatangan pukul 01:35, Keberangkatan pukul 01:44
- Stasiun Jatinegara: Kedatangan pukul 04:19, Keberangkatan pukul 04:21
- Stasiun Gambir: Kedatangan pukul 04:37
Dari Jakarta ke Solo
- Stasiun Gambir: Keberangkatan pukul 08:00
- Stasiun Cirebon: Kedatangan pukul 10:50, Keberangkatan pukul 10:58
- Stasiun Kutoarjo: Kedatangan pukul 14:43, Keberangkatan pukul 14:47
- Stasiun Yogyakarta: Kedatangan pukul 15:39, Keberangkatan pukul 15:44
- Stasiun Klaten: Kedatangan pukul 16:08, Keberangkatan pukul 16:10
- Stasiun Solo Balapan: Kedatangan pukul 16:35
Fakta Menarik tentang KA Argo Dwipangga
KA Argo Dwipangga memiliki nama yang unik dan berbeda dari kereta Argo lainnya. Nama “Dwipangga” berasal dari bahasa Sanskerta dan merujuk pada gajah, yang dalam mitologi Hindu dianggap sebagai kendaraan Dewa Indra. Nama ini dipilih untuk merepresentasikan perlindungan dan keamanan yang ditawarkan oleh KA Argo Dwipangga kepada penumpangnya.
Ternyata, ada asal mula lain dari nama “Dwipangga” yang terkait dengan dua gunung ikonik di Pulau Jawa, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. “Dwi” berarti “dua” dan “pangga” berarti “gunung,” yang menggambarkan harapan bahwa KA Dwipangga dapat bertahan seperti dua gunung besar tersebut. Penumpang juga dapat menikmati pemandangan dua gunung ini saat perjalanan kereta melintasi jalur tertentu.
Rangkaian kereta KA Argo Dwipangga terdiri dari berbagai jenis bogie yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan keamanan maksimal. Dengan kombinasi bogie dari berbagai tahun produksi, KA Argo Dwipangga memastikan perjalanan yang lancar dan aman bagi semua penumpangnya.
[ Baca Juga: Kereta Api Argo Parahyangan Berangkat Dari Stasiun Gambir ]
Sejarah Gemilang Kereta Api Argo Dwipangga
Awal Perjalanan yang Penuh Makna
Mari kita berkenalan dengan salah satu kereta api paling ikonik di Indonesia, Kereta Api Argo Dwipangga. Sejarahnya dimulai pada tanggal 21 April 1998, saat Menteri Perhubungan RI saat itu, Giri Suseno Hadihardjono, meresmikannya. Itu adalah momen penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia. Ketika itu, lokomotif dinas yang dipilih adalah Lokomotif CC203 25 (CC203 98 13 SDT).
Kelas Spesial yang Pertama
Kereta api Dwipangga pertama kali diluncurkan sebagai kereta kelas spesial. Kereta ini memiliki susunan kursi yang agak unik, yaitu 2-1, artinya dua kursi di satu sisi dan satu kursi di sisi lainnya dalam satu gerbong. Total kursinya adalah 33 kursi dalam satu gerbong.
Kereta ini sebagian besar adalah hasil perbaikan dari kereta keluaran tahun 1950-an dan beberapa yang lebih baru. Tarifnya saat itu adalah Rp160.000,00, yang tentu saja menjadi daya tarik tersendiri bagi penumpang yang mencari pengalaman istimewa dalam perjalanan mereka.
Transformasi Menjadi Kelas Eksekutif
Namun, perjalanan Kereta Api Dwipangga tidak selalu seindah yang kita kenal hari ini. Awalnya, tingkat okupansi (tingkat penggunaan) kereta kelas spesial ini tidak sesuai harapan. Sebagai respons terhadap hal ini, perubahan besar pun terjadi.
Pada tanggal 5 Oktober 1998, kereta ini bertransformasi menjadi kelas eksekutif dengan nama yang lebih dikenal oleh kita semua, yaitu “Argo Dwipangga.” Pada saat itu, corak kereta Argo Dwipangga berwarna putih-kuning gading, dan sebagian lainnya berwarna abu-abu, yang menjadi ciri khas dari kereta api Argo.
Masa Transisi dengan Rangkaian Baru
Pada bulan November 1998, Argo Dwipangga mulai menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA, yang menandai awal era baru dalam perjalanan kereta ini. Namun, kereta makan dan kereta pembangkit energi masih menggunakan kereta lama yang tersedia di Depo Solo Balapan.
Pada tahun 2002, Argo Dwipangga mulai menggunakan bekas rangkaian kereta eksekutif Argo Lawu yang keluaran tahun 1996 setelah menggunakan rangkaian berbogie K9.
Perubahan terlihat tidak hanya dalam jenis rangkaian kereta, tetapi juga dalam logo “Dwipangga” yang menghiasi kereta ini. Logo ini menampilkan gambar gajah yang menjadi simbol perlindungan dan keamanan, sesuai dengan makna nama “Dwipangga” dalam mitologi Hindu. Ini adalah perubahan penting dalam perjalanan Argo Dwipangga.
Perubahan Menuju Masa Kini
Setelah beberapa tahun, Argo Dwipangga menjalani perubahan lain yang signifikan. Pada tahun 2011, Balai Yasa Manggarai melakukan penyehatan terhadap kereta eksekutif keluaran tahun 1984 dan 1986, yang kemudian menjadi dikenal sebagai eksekutif new image dengan jendela berbentuk “seperti pesawat.”
Kereta ini mulai beroperasi sebagai bagian dari Argo Dwipangga pada tahun yang sama. Sementara itu, kereta buatan tahun 1996 dan 1998 dipindahkan ke Depo Kereta Yogyakarta (YK) untuk digunakan dalam pengoperasian kereta api Taksaka.
Periode Penggunaan Rangkaian Baru
Pada tanggal 21 Juli 2016, Argo Dwipangga bersama-sama dengan Argo Lawu dan Bima mulai menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru yang keluaran tahun 2016 oleh PT INKA. Ini adalah langkah besar menuju meningkatkan kenyamanan dan fasilitas untuk penumpang. Perubahan besar lainnya terjadi pada tanggal 1 Desember 2019, ketika rangkaian kereta diganti sepenuhnya.
Kelas Luxury yang Mewah
Pada tanggal 26 Mei 2019, Argo Dwipangga memperkenalkan kelas luxury yang menawarkan pengalaman mewah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelas ini memiliki hanya 26 tempat duduk, tetapi fasilitas yang ditawarkan sungguh luar biasa.
Tempat duduk dapat diputar hingga 180 derajat, dilengkapi dengan meja lipat, foldable food tray, selimut, bantal, handuk, lampu baca, hingga minibar. Ini adalah pilihan ideal bagi mereka yang menginginkan perjalanan yang benar-benar istimewa.
Perkembangan Terkini
Seperti kereta api lainnya, Argo Dwipangga juga terus berkembang. Pada Maret 2022, diperkenalkan Kereta Api Argo Dwipangga Tambahan, yang menambah pilihan jadwal perjalanan. Perjalanan ini berangkat dari Stasiun Solo Balapan jam 22:10 dan dari Stasiun Gambir jam 09:50. Hal ini memberikan fleksibilitas lebih bagi para penumpang.
Pada tanggal 1 Juni 2023, ada perubahan lagi dalam grafik perjalanan kereta api. Argo Dwipangga sekarang berhenti di Stasiun Jatinegara, memberikan alternatif baru bagi warga Jabodetabek yang ingin menggunakan layanan ini. Semakin banyak pilihan untuk perjalanan yang nyaman.
Masa Depan yang Cerah
Perkembangan terbaru adalah penggantian rangkaian kereta dengan yang terbaru, yaitu rangkaian stainless steel buatan PT INKA. Meskipun belum ada tanggal pasti untuk pengoperasiannya, hal ini menjanjikan perjalanan yang lebih nyaman dan aman di masa depan.
[ Baca Juga: Review, Spesifikasi, Jadwal dan Rute Argo Bromo Anggrek Luxury ]
Stasiun Pemberhentian
Terakhir, mari kita lihat stasiun-stasiun yang dilayani oleh Kereta Api Argo Dwipangga. Menurut Gapeka 2023 yang dirilis pada 1 Juni 2023, berikut adalah daftar stasiun-stasiun tersebut:
Provinsi Jawa Tengah
Kota/Kabupaten Surakarta
- Stasiun Solo Balapan: Stasiun ujung dari kereta api Argo Dwipangga, terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan kereta bandara BIAS serta terintegrasi dengan bus Batik Solo Trans dan Trans Jateng di terminal Tirtonadi.
Kota/Kabupaten Klaten
- Stasiun Klaten: Stasiun ujung dari kereta bandara Adisoemarmo, stasiun ini merupakan pemberhentian dari Commuter Line Yogyakarta.
Provinsi Banyumas
Kota/Kabupaten Purwokerto
- Stasiun Purwokerto: Terintegrasi dengan Trans Jateng dan Teman Bus (Trans Banyumas) di Terminal Pasar Pon.
Daerah Istimewa Yogyakarta
Kota Yogyakarta
- Stasiun Yogyakarta: Stasiun ujung dari kedua kereta komuter dan kereta bandara YIA, terintegrasi dengan Commuter Line Yogyakarta dan Prambanan Ekspres serta bus Trans Jogja.
Jawa Barat
Kota/Kabupaten Cirebon
- Stasiun Cirebon: Terletak di Jalur Lintas Utara Jawa.
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota Jakarta Timur
- Stasiun Jatinegara: Hanya untuk keberangkatan mengarah Surakarta, terintegrasi dengan BRT Transjakarta, bus kota, Mikrotrans, Commuter Line Cikarang, dan stasiun ini merupakan pemberhentian Commuter Line Cikarang.
Kota Jakarta Pusat
- Stasiun Gambir: Stasiun ujung dari kereta api Argo Dwipangga, terintegrasi dengan BRT Transjakarta, bus kota, dan Mikrotrans.
Itulah daftar stasiun-stasiun yang dilayani oleh Kereta Api Argo Dwipangga. Dengan jaringan stasiun yang luas dan fasilitas yang terus berkembang, Argo Dwipangga tetap menjadi pilihan utama bagi para penumpang yang ingin menjelajahi keindahan Indonesia dengan kenyamanan dan kemewahan.
[ Baca Juga: Kereta Api Argo Jati Gerbong Baru Stainless Steel ]
Kesimpulan
KA Argo Dwipangga adalah pilihan ideal untuk perjalanan kelas eksekutif antara Solo dan Jakarta. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan, kenyamanan penumpang adalah prioritas utama. Dengan tarif yang bervariasi, Argo Dwipangga memberikan fleksibilitas kepada penumpang untuk memilih sesuai dengan anggaran dan preferensi mereka.
Dengan jadwal yang nyaman, Anda dapat menikmati perjalanan yang efisien antara kedua kota utama ini. Jadi, jika Anda mencari pengalaman perjalanan kereta yang istimewa, pertimbangkan untuk memilih KA Argo Dwipangga.